Maaf dan Sekali Lagi Maaf.

Maaf karena telah mengganggumu sejak 2009 hingga 2014. Dan sekali lagi maaf. Karena di 2015 ini, aku tidak akan memikirkanmu lagi.
Pernahkah anda menyukai seseorang?? Menyukai seseorang namun tak pernah kau ungkapkan perasaanmu kepadanya?? Ambillah satu lagu milik "ungu" yang berjudul "Cinta dalam Hati".

Ya.... ketika itu memang aku suka kamu. Kesederhanaan, dan tekatmu untuk menjadi orang yang mandiri, membuat aku merasa ingin lebih dekat untuk mengetahui sebenarnya seperti apa dirimu itu. Nyaris, ketika itu aku amat sangat menginginkanmu. Sampai suatu ketika, aku lebih percaya pada " petuah klasik " dari pada naluriku. Sebuah peringatan
. Bayang bayang akan sebuah kegagalan. Pengalaman dari pamanku yang gagal karena masa sekolah yang Ia bagi dengan masa berpacaran. Membuat aku berhenti, berhenti, mengurungkan niat.

Tahukah kamu, apa yang terjadi setelah itu???

Aku tak berani menatapnya. Menatap matanya. Tak sekalipun aku pernah menyapanya. Apalagi berbicara dengannya. Minder, seakan akan aku selalu menghindarinya dalam setiap kesempatan. Aku jadi seorang pengecut, yang tidak berani mengambil resiko. Seorang pecundang, yang hanya bisa menghindar dari peperangan. Seakan-akan, aku amat sangat bersalah, berdosa kepadanya. Hingga sampai saat ini, detik ini. Akupun masih berpikiran seperti itu.

Inginku melupakanmu, melupakan wajahmu, suaramu, tingkah lakumu, (apapun) semua tentang dirimu......
Dan keinginanku pun terkabul, untuk beberapa waktu. Setelah itu, aku mengingatmu lagi. Sampai suatu ketika aku berfikir untuk memberikanmu sebuah "gift" yang tak akan pernah kamu sadari asal muasalnya, tapi pernah kau minta sebelumnya. Kuberikan "itu" tanpa ku berharap akan kau ganti. Asalkan bisa melupakanmu untuk beberapa saat. Sesekali ku berusaha untuk ber sms kepadamu. Namun, seringkali ku awali dengan bahasa yang kasar. yahh... salahku....

Tapi, sekarang 2015. Tanggung jawabku, beban tugasku semakin bertambah. Jangan sampai semua itu kacau, karena hanya untuk memikirkan seseorang saja. Jangan sampai, masa depanku kupertaruhkan hanya untuk mengejar seseorang. Dan jangan sampai, aku punya pikiran bahwa "kau membuka hatimu hanya untukku" (hanya: ilusi).

Terima kasih, karena telah memberikan sebuah warna dalam "kanvas" hidupku. Dan maaf telah mengganggu kehidupan damaimu.

* O-tanjoubi omedetou. Felix dies Natalis. *